In Indonesia, Ficus annulata, commonly known as the strangler fig, is a species that thrives in tropical environments, particularly in the country's lush rainforests. Its strong bark has made it an important resource in traditional Indonesian craftsmanship, especially as the main material for bark cloth. The bark is carefully harvested, stripped, processed to create a sturdy material for garments, blankets and ceremonial items in central Sulawesi. Meanwhile in Java, the stripped inner part of the bark is pounded into a sheet for Wayang Beber; which is said to be the oldest form of wayang performance Java.
In some regions of Indonesia, like Bali and Java, the tree is considered sacred, and its bark is revered not only for its utility but also for its spiritual significance. In these two islands, Ficus annulata tree, grows near temples and cemeteries. The surrounding communities also use this tree as a shrine. Hence, sometimes Ficus annulata is wrapped in poleng cloth.
Bali, April 2025, Prinka Saraswati.
Translated to Indonesian by Putu Apri Tiarsana
Di Indonesia, Ficus annulata, umumnya dikenal sebagai ara pencekik, ini adalah spesies yang tumbuh subur di lingkungan tropis, terutama di hutan hujan tropis yang rimbun di negara ini. Kulitnya sangat kuat sehingga sangat penting dalam kerajinan tradisional Indonesia, terutama sebagai bahan utama pembuatan kain kulit kayu. Kulit kayunya dipanen dengan hati-hati, dikupas, diolah untuk menciptakan bahan yang kokoh untuk pakaian, selimut dan perlengkapan upacara di Sulawesi Tengah. Sementara itu di Jawa, Bagian dalam kulit kayu yang sudah dikupas ditumbuk menjadi lembaran untuk Wayang Beber; yang konon merupakan bentuk pertunjukan wayang Jawa tertua.
Di beberapa daerah di Indonesia, seperti Bali dan Jawa, pohon ini dianggap suci, dan kulitnya dihormati bukan hanya karena manfaatnya tetapi juga karena makna spiritualnya. Di kedua pulau ini, pohon Ficus annulata tumbuh di dekat kuil dan kuburan. Masyarakat sekitar juga menggunakan pohon ini sebagai tempat pemujaan. Oleh karena itu, terkadang Ficus annulata dibungkus dengan kain poleng.
Bali, April 2025, Prinka Saraswati. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Putu Apri Tiarsana